Sunday, January 16, 2011

Merlyna Lim: Satu-satunya Profesor Indonesia Pemegang Visa 0-1 di Arizona State University, AS




Merlyna Lim adalah profesor wanita dari Indonesia yang menggenggam status khusus di Arizona State University, AS. Ia satu-satunya profesor junior asing yang memegang visa Amerika Serikat tipe 0-1. Visa ini hanya diberikan kepada ilmuwan top, seniman papan atas, atau olahragawan dunia yang diakui AS.

Mengurus visa 0-1, meski biayanya diganti kampus, sangat sulit. “Kelengkapan dokumen harus saya urus sendiri, bisa sampai 1.000 lembar untuk pembuktian saya layak visa 0-1,” kata arsitek lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Kampus Arizona State University membantu Merlyna mendapatkan visa itu karena ia memang menonjol dan penelitiannya produktif. Di kampus-kampus di Amerika memang berlaku semakin banyak penelitian–yang ditunjukkan banyaknya bantuan (grant) atau publisitas–semakin sedikit kewajiban mengajar.

Merlyna sudah mendapatkan grant sampai satu setengah tahun mendatang. Hal ini membuatnya bisa tidak mengajar sampai tiga mata kuliah meski tetap saja ia menyempatkan diri berbagi ilmu.“Saya sendiri mungkin tetap akan mengajar secara sukarela karena saya senang mengajar,”katanya.

Selain itu, ia sedikit mengajar karena jabatannya dirangkap dengan posisi di Konsorsium untuk Ilmu Pengetahuan, Kebijakan, dan Hasilnya. “Di fakultas, saya satu-satunya yang memiliki joint appointment, sehingga arrangement saya khusus,” katanya. “Saya hanya wajib mengajar satu mata kuliah selama satu semester.”

Prestasi Merlyna di bidang pendidikan itu mulainya agak lucu. Ia ingin jalan-jalan ke luar negeri, tapi isi dompetnya terbatas. “Jadilah mulai memasukkan paper (makalah) ke konferensi-konferensi yang menyediakan travel grant (jaminan akomodasi dan transportasi),” katanya.

Travel grant pertamanya ke Taichung, Taiwan, pada 1999. Tahun berikutnya Singapura. “Setelah itu malah ketagihan,” katanya. Seperti bola salju, makalah-makalah itu mulai dipublikasikan sehingga sebelum bergelar doktor, ia sudah memiliki cukup banyak publikasi.

Semakin banyak publikasi, namanya juga semakin top. “Ini membuat saya diundang ke mana-mana oleh para ilmuwan dan non-ilmuwan di seluruh dunia,” kata Merlyna, yang rajin menulis blog yang isinya enak dibaca, perlu, serta lucu.

Pada 2003, travel grant yang ia terima total baru US$ 6.500, tapi lima tahun berikutnya sudah US$ 25 ribu. University of Hawaii sampai University Melbourne pernah mengundangnya. Institute of Strategic and International Studies Malaysia sampai Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Belanda juga pernah mendatangkannya.


Sumber: Majalah TEMPO

No comments: