Sunday, May 30, 2010

Talent Pool BCA

Fenomena pembajakan karyawan sangat sering terjadi. Masih ingatkah dengan kasus pindahnya Erick Meyer dari Telkomsel ke Esia. Tentunya hal ini akan membuat perusahaan yang ditinggalkan menjadi kerepotan untuk mencari pegawai yang berkualitas sama dalam waktu yang sangat singkat.

Fenomena ini menjadi perhatian di Bank Central Asia. Mulanya dalam melakukan proses suksesi, BCA menerapkan cara tradisional yaitu menggunakan succession tree. Setiap posisi first level manager ke atas memiliki 2-3 calon pengganti. Saat posisi tersebut kosong karena berbagai sebab, maka salah satu dari 2-3 calon tersebut akan mengisi posisi tersebut. Hal ini akan terjadi pula dengan posisi calon pengganti tersebut. Ia akan digantikan oleh calon lain di bawahnya. Sistem seperti ini sangat merepotkan secara administratif karena pada saat terdapat satu posisi kosong, harus segera mencari posisi baru tersebut.

Manajemen BCA mengganti dengan menggunakan system baru yang dikenal dengan nama talent pool yaitu sebuah sistem yang mengumpulkan para karyawan potensial (talent). Setiap karyawan potensial dikembangkan terlebih dahulu tanpa menetapkan dia akan menggantikan posisi siapa kelak. Di setiap eselon, BCA memiliki talent pool. Sehingga, jika nanti ada posisi yang kosong, maka akan dicari talent yang memenuhi syarat secara umum maupun secara khusus. Dengan cara ini, BCA tidak lagi direpotkan oleh urusan administrasi.

Sistem talent pool ini disusun dan mulai diterapkan di BCA semenjak tahun 2000 yang bermula dari pembelajaran beberapa buku seperti TheWar for Talent dan Grow Your Own Leader dan menyesuaikannya dengan kondisi bisnis dan budaya BCA. Sistem ini mulai berjalan secara penuh tahun 2001.

Tahapan pertama system talent management yang diterapkan pada BCA, manajemen perusahaan membuat beberapa kualifikasi mendasar. Keputusan apakah seseorang akan masuk ke dalam talent pool atau tidak akan ditentukan oleh panel manajemen yang didominasi oleh kalangan manajemen tingkat menengah.

Sistem panel ini terlihat lebih obyektif karena melibatkan banyak pihak.Bahan pengambilan keputusan tidak hanya berasal dari pimpinan yang bersangkutan. Pada level menengah, jumlah anggota panel berkisar 15-20 orang. Para pimpinan cabang di wilayah tersebut ikut serta dalam keanggotaan panel manajemen. Para pimpinan cabang juga harus mempresentasikan anak buah yang akan direkomendasikan agar dapat masuk kedalam talent pool di hadapan para panel manajemen.

Para talent adalah karyawan yang memiliki potensi tinggi dan prestasi tinggi. Orang-orang yang berpotensi tinggi namun prestasinya sedang-sedang saja (high valued people) juga bisa dimasukkan ke dalam kategori talent. Fokus dari talentmemang kepada potensi ketimbang prestasi. Mereka yang potensinya sedang-sedang saja namun berprestasi tinggi tidak mungkin masuk talent pool. Alasannya, prestasi yang bagus itu karena sudah lama menangani pekerjaan itu. Kalau orang itu dipindah ke tempat lain, prestasinya belum tentu bagus.

Sumber utama talent pool adalah para Management Trainee dalam hal ini pada kasus BCA dikenal dengan para Management Development Program, kendati mereka tidak otomatis bisa masuk talent pool. Sekitar 1-2 tahun pendidikan dan ditempatkan, biasanya sudah bisa ditentukan apakah Management Trainee itu sudah layak menjadi talent. Sementara menentukan rekrutmen baru dengan jalur bukan Management Trainee, setidaknya butuh waktu 3 tahun.

Karyawan yang telah masuk talent pool tidak bisa berleha-leha atau besar kepala (menurut Michael, mereka bisa tahu apakah termasuk talent atau tidak). Kalau prestasinya menurun atau melakukan pelanggaran, para karyawan itu bisa dikeluarkan dari talent pool. Sebaliknya, karyawan potensial lainnya boleh masuk ke dalam talent pool bila memenuhi syarat. Kisaran usia para talent BCA mulai dari 27 hingga 45 tahun.

Mengenai keefektifan talent pool ini sudah sangat teruji, terutama bila dihadapkan pada maraknya kasus pembajakan karyawan saat ini. Karena menggunakan talent pool, perusahaan tidak dihadapkan pada kesulitan mencari karyawan jika terjadi pembajakan oleh perusahaan lain.

No comments: