Awan : Asal-usul, Misteri, dan Berbagai Foto Keindahannya
Awan merupakan fenomena alam yang dijumpai manusia hampir setiap hari. Awan juga merupakan proses alamiah siklus alam hingga terjadinya hujan. Setiap orang yang memandang awan dengan cermat sering mempunyai interpretasi berbeda tentang bentuk dan misteri yang menyertainya. Bahkan banyak opini yang mengatakan awan aneh yang bisa jadi petanda gempa.
Awan seperti ini pernah terlihat sebelum gempa besar menerpa Kobe, 17 Januari 1995 lalu. Sebelumnya di tahun 1993, awan gempa terlihat satu hari sebelum gempa Kagoshima. Awan seperti ini juga terlihat hanya 4 jam sebelum terjadi gempa Nigata 2004. Awan berbentuk aneh itu terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan sangat besar dari dalam perut bumi, sehingga menyerap daya listrik yang ada di awan. Makanya bentuk awannya seperti tersedot ke bawah. Gelombang elektromagnetis itu sendiri terjadi akibat adanya pergeseran atau patahan lempeng bumi. Namun ada awan seperti itu di langit juga belum tentu itu awan gempa juga. Mungkin saja karena asap pesawat jet atau memang bentuk awannya memang seperti itu karena pergerakan angin.
Pembentukan Awan
Awan adalah gumpalan uap air yang terapung di atmosfir. Ia kelihatan seperti asap berwarna putih atau kelabu di langit.
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua cara:
Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.
Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.
Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.
Jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan awan menghilang. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.
Jenis-jenis awan
awan menurut bentuknya terbagi menjadi beberapa jenis :
- Awan Commulus, yaitu awan yang bergumpal dan bentuk dasarnya horizontal
- Awan Stratus, yaitu awan tipis yang tersebar luas dan menutupi langit secara merata
- Awan Cirrus, yaitu awan yang berdiri sendiri, halus dan berserat, sering terdapat kristal es tetapi tak menimbulkan hujan
Awan gempa
Awan gempa adalah awan yang diduga sebagai tanda akan terjadinya gempa bumi. Awan aneh ini bentuknya memanjang seperti asap yang ke luar dari pesawat. Di Jepang, fenomena awan gempa ini disebut dengan nama ‘Kagida Cloud’ atau ‘Awan Kagida’. Awan ini dipakai sebagai salah satu isyarat tanda-tanda alam akan terjadinya gempa bumi, dengan perkiraan sumber gempa berada di titik paling tengah awan gempa tersebut.
Peristiwa fenomena awan gempa ini ditengarai muncul di beberapa wilayah-wilayah yang pernah dilanda gempa besar. Misalnya, diantaranya, tahun 1622 di Guyuan Ningxia, China. Lalu, tahun 1978 di Kanto Jepang awan ini muncul sehari sebelum terjadinya gempa. Selanjutnya, tahun 1995 di Kobe Jepang, awan ini muncul 8 hari sebelum terjadinya gempa yang dahsyat. Tahun 2006, awan ini juga muncul di langit kota Yogyakarta saat wilayah itu diguncang gempa yang dahsyat.
Seorang ilmuwan India, Varahamihira (505 – 587) dalam bab 32 dari karyanya Brihat Samhita membahas beberapa tanda-tanda peringantan akan adanya gempa bumi, misalnya: kelakuan binatang-binatang yang tidak seperti biasanya, pengaruh astrologi, pergerakan bawah air tanah dan formasi awan yang aneh, yang muncul seminggu sebelum terjadinya gempa bumi.
Sejak tahun 1990, seorang pensiunan ahli kimia di Kalifornia, Zhonghao Shou, telah membuat lusinan prakiraan gempa bumi berdasarkan pola-pola awan hasil pencitraan oleh satelit. Tekanan dan gesekan dari tanah dapat menguapkan air jauh sebelum gempa bumi terjadi, pendapat Shou, dan awan yang terbentuk akibat mekanisme ini memiliki bentuk yang amat berbeda dengan awan-awan pada umumnya. Shou mengungkapkan, dari 36 awan yang diteliti, 29 terbukti menjadi awal pertanda gempa. Prediksinya yang paling terkenal adalah ketika dia mengamati awan berbentuk garis memanjang dengan ekor mengarah ke Barat Laut.
Sebagai teori alternatif, didukung oleh para penganut model Listrik Semesta (Electric Universe), menyatakan bahwa beberapa gempa bumi kemungkinan memiliki karakteristik listrik, termasuk di dalamnya fenomena aural, radio dan gangguan VLF (Very Low Frequency). Dewasa ini sebagai prakiraan gempa bumi, umumnya para ahli lebih mempercayai hasil dari alat-alat seismologi.
Peristiwa terkait
Beberapa gempa yang terjadi antara tahun 1993 sampai 2006 dikaitkan dengan munculnya formasi awan ini sebagai tanda-tanda.Di Jepang tepatnya di Kobe, delapan hari sebelum terjadi gempa dahsyat pada tahun 1995, ditandai dengan kemunculan awan seperti itu. Awan serupa juga muncul sehari sebelum terjadinya gempa di Kagoshima tahun 1993. Bahkan gempa di Niigata tahun 2004 terjadi cuma empat jam setelah kemunculan awan aneh seperti itu. Hal yang sama juga terjadi di Yogyakarta pada tahun 2006, awan seperti itu muncul pada tanggal 3 Mei 2006 tepat beberapa minggu sebelum gempa dahsyat mengguncang Yogyakarta pada tangal 27 Mei 2006.
China bahkan sudah membicarakan tanda alam tersebut tahun 1622, tepatnya 25 Oktober, di mana terjadi gempa besar 7 skala Richter di Guyuan, Provinsi Ningxia, China barat. Masyarakat China barat saat itu melihat ada awan aneh sebelum gempa, Tahun 1978, sehari sebelum gempa Kanto di Jepang, Wali Kota Kyoto Kagida melihat awan aneh. Ia mengaitkan gempa dengan awan tersebut. Fenomena itu lalu disebut Kagida Cloud atau Awan Kagida, yang memperkirakan sumber gempa di titik paling tengah awan gempa. Namun, tahun 1985 pendapatnya dibantah. Sumber gempa diduga di titik terus terjadinya pembentukan awan. Satelit IndoEx memperlihatkan rekaman-rekaman fenomena gempa diiringi awan. Pada 20 Desember 2003, langit sekitar Bam, Iran, muncul awan memanjang. Empat hari kemudian terjadi gempa 6,8 SR. Pada 17 Januari 1994 muncul awan seperti asap roket di sekitar Northride, Amerika Serikat. Sehari kemudian terjadi gempa. Pada 13 Februari 1994 muncul awan berbentuk gelombang di Northride dan 20 Maret 1994 ada gempa besar. Pada 31 Agustus 1994 ada awan bentuk bulu ayam di Northern California, Amerika Serikat. Pada 1 September 1994 terjadi gempa di daerah itu. Awan seperti sinar terjadi di kawasan Joshua Tree, Amerika Serikat, 22 Juli 1996, dan 23 hari kemudian terjadi gempa. 7
Awan Kobe di Jepang Yang Misterius dan Terkenal
Isu “awan gempa” bermula dengan kejadian gempa di Kobe. Gempa yg terjadi di Kobe tahun 1995 merupakan kejadian gempa yg menelan banyak korban. Jepang yg sudah canggih dalam hal ilmu kegempaanpun masih juga mengalami musibah dan bencana. Dan seolah olah menjadikan “monumen” khusus di abad moderen di Jepang. gempa berkekuatan 6.9 ini menjadi “insiden” khusus buat jepang. Nah, itulah kemudian banyak bermunculan issue-issue seputar gempa Jepang ini. Salah satunya “isu awan lurus” ini berawal dari bencana gempa Kobe. Issue awan lurus ini menyertai gempa Kobe tahun 1995 itu dan menyebar lewat media internet dengan cepat. Bahkan menjadi berkembang sebagai mitos. Misalnya di sini yang katanya berhasil memprediksi dengan kebenaran 60 %.
Kontroversi
Fenomena alam ini walaupun telah diamati oleh Shou akan tetapi belum dapat diterima secara alamiah karena kurangnya aspek-aspek fisis yang mendukungnya. Beberapa pendapat menyatakan bahwa hal tersebut hanyalah merupakan kebetulan, sedangkan sumber lain menganjurkan agar hal ini ditelaah lebih lanjut.
Awan Jenis Baru
Awan berombak ini terlihat di atas Cedar Rapids, Iowa – Amerika Serikat, dalam sebuah gambar tak bertanggal bisa menjadi contoh dari jenis awan baru pertama untuk diakui sejak tahun 1951. Atau jadi harapan Gavin Pretor-Pinney, pendiri Awan Apresiasi Masyarakat. Tak hanya di Iowa, tapi Selandia Baru bagian selatan, Perthshire-Skotlandia dan Devon – U.K juga muncul awan jenis baru.
Penggemar awan di Inggris mengatakan, Pretor-Pinney mulai mendapatkan foto dari yang “dramatis” dan “aneh” pada tahun 2005 dan dia tidak tahu bagaimana untuk mendefinisikan.
Hal ini rupanya menjadi awan kelas baru yang masih misteri. Tetapi para ahli menduga awan asperatus yang bagian bawahnya berombak mungkin disebabkan oleh angin kencang stabil, mengganggu lapisan sebelumnya yang hangat dan udara dingin.
Beberapa bulan yang lalu ia mulai mempersiapkan diri untuk mengusulkan formasi awan aneh ini sebagai varietas awan baru pada PBB Organisasi Meteorologi Dunia, yang menggolongkan jenis-jenis awan.
Pretor-Pinney dengan nada bercanda menyebutnya awan “Jacques Cousteau” setelah melihat kemiripannya dengan permukaan laut bergolak dilihat dari bawah. Tapi penggemar awan telah mengusulkan sebuah nama latin “formal” yaitu: undulatus asperatus–roughly, “yang sangat penuh gejolak, keras, bentuk gerak kacau mengombak,” jelas Pretor-Pinney, penulis buku New Cloud Collector’s Handbook.
“Orang-orang mengeluh tentang awan yang menggantung di atas mereka, dibandingkan dengan seseorang yang memiliki pandangan hidup yang gembira,” kata Pretor-Pinney, pendiri Awan Apresiasi Masyarakat. “Bagi saya, awan adalah salah satu bagian yang paling indah di alam”. “Bahkan jika Anda tinggal di tengah kota,” katanya, “langit adalah hutan belantara terakhir yang bisa Anda nikmati”.
LeMone, menggambarkan diri sebagai “pecinta awan”, pun menyetujuinya. “Jika Anda memiliki hari yang menyebalkan, Anda dapat melihat keluar dan melihat awan yang spektakuler,” katanya. Margaret LeMone, ahli awan National Center for Atmospheric Research di Boulder, Colorado, mengatakan bahwa dia telah mengambil foto-foto awan asperatus sedikitnya selama 30 tahun. Kemungkinan bahwa awan ini akan berubah menjadi suatu varietas baru, kata LeMone. “Memiliki sebuah kelompok yang antusias dengan awan, bisa membantu bidang meteorologi,” ia menambahkan.
Bertanya bagaimana penemuan jenis awan yang demikian mencolok bisa tidak dikenali, Pretor-Pinney menyebutkan adanya kelangkaan- dan proliferasi serta portabilitas dari suatu kamera digital. “Teknologi telah memungkinkan kita untuk memiliki perspektif baru ini di langit.”
Awan berbentuk aneh yang memanjang membelah langit beberapa kali terlihat saat terjadinya gempa besar di Indonesia. Mengapa bisa muncul awan aneh, apakah benar terkait gempa? Awan yang berbentuk unik ini beberapa kali terlihat saat gempa di Yogyakarta. Sebagian warga Bantul sebelum gempa yang meluntuhlantakkan sebagian Kota Gudeg dan Jawa Tengah pada Juli 2006. Awan ini kemudian terlihat lagi pada Rabu, 12 Juli 2006 tengah malam. Awan itu terlihat jelas sekali karena ketika itu di langit sedang terang bulan. Kemunculan awan ini tentu saja membuat sebagian warga khawatir akan terjadinya gempa. Begitu juga saat gempa di Sumatera Barat pada 30 September 2009 lau. Fenomena awan aneh ini terlihat kembali. Awan seperti ini pernah terlihat sebelum gempa besar di Kobe, Jepang, 17 Januari 1995 silam. Lalu fenomena apakah awan panjang dan aneh ini? Dalam sejumlah blog, soal awan aneh ini menjadi perbincangan hangat. Di hampir di setiap milist pernah membicarakan masalah ini.
Begitu juga dalam tayangan soal gempa di Fuji TV mungkin menjadi jawabannya. Dalam tayangan itu disebutkan salah satu ciri terjadinya gempa adalah adanya awan yang memanjang. Selama ini gempa sulit diprediksi, dan mungkin dengan adanya fenomena awan ini bisa menjadi tanda yang harus diwaspadai akan terjadinya gempa. Jika melihat ke langit ada awan yang berbentuk aneh seperti angin puting beliung atau seperti pohon atau seperti batang yang bentuknya vertikal kemungkinan besar itu adalah awan yang disebut Awan Gempa yang biasanya muncul sebelum gempa terjadi.
Awan seperti ini pernah terlihat sebelum gempa besar menerpa Kobe, 17 Januari 1995 lalu. Sebelumnya di tahun 1993, awan gempa terlihat satu hari sebelum gempa Kagoshima. Awan seperti ini juga terlihat hanya 4 jam sebelum terjadi gempa Nigata 2004.
Awan berbentuk aneh itu terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan sangat besar dari dalam perut bumi, sehingga menyerap daya listrik yang ada di awan. Makanya bentuk awannya seperti tersedot ke bawah. Gelombang elektromagnetis itu sendiri terjadi akibat adanya pergeseran atau patahan lempeng bumi. Namun ada awan seperti itu di langit juga belum tentu itu awan gempa juga. Mungkin saja karena asap pesawat jet atau memang bentuk awannya memang seperti itu karena pergerakan angin. Jika memang terjadi awan seperti itu, coba dilakukan uji medan elektromagnetis di dalam rumah. Misalnya dengan mengecek siaran TV. Lalu coba lihat mesin fax, apakah lampunya tiba-tiba blinking atau tidak padahal lagi tidak ada transmit data.
Selain itu, coba matikan arus listrik lalu cek apakah lampu neon tetap menyala redup walaupun tidak dialiri arus listrik. Jika semua tanda itu terlihat maka besar kemungkinan tengah terjadi gelombang elektromagnetis luar biasa yang kasat mata dan tidak bisa dirasakan manusia. Namun jika ada awan gempa di langit dan terbukti ada gelombang elektromagnetis luar biasa, belum tentu juga akan terjadi gempa. Untuk itu perlu dilihat tanda lainnya lagi.
Tanda lainnya itu adalah memperhatikan hewan-hewan. Amati apakah hewan-hewan seperti menghilang atau lari tanpa tentu arah, ataupun hewan bertingkah aneh. Insting hewan sangat tajam dan hewan bisa merasakan gelombang elektromagnetis. Jika tanda-tanda itu terlihat dalam waktu bersamaan, kemungkinan besar menunjukkan memang akan terjadi gempa berkekuatan besar. Sebisa mungkin segera lakukan tindakan penyelamatan diri
Awan Di Bantul Yang Menggemparkan
Rabu (12/7/2006) malam ini warga Bantul, Yogyakarta melihat fenomena alam aneh. Warga melihat awan panjang puluhan kilometer dengan mata telanjang. Pertanda apa? Awan itu panjang itu tampak jelas karena malam ini bertepatan dengan bulan purnama. Banyak warga menganggap ini pertanda akan terjadi gempa lagi. Karena pada saat sebelum gempa terjadi 27 Mei lalu, hal yang sama juga terlihat. Andi, mahasiswa UGM yang tengah KKN di Bantul merasa kaget karena baru pertama kali melihat awan memanjang seperti ini. Kohar warga Kembang Songo Bantul juga mengaku kaget. “Kok kayak lintasan jet. Modelnya seperti pelangi tapi lurus,” ujarnya. Namun dia tidak takut atas fenomena alam ini. “Saya tidak takut jika pertanda gempa,” katanya. Di sepanjang jalan Imogiri warga ramai-ramai melihat fenomena ini. BMG Yogya menyatakan, tidak ada kaitannya antara awan memanjang itu dengan gempa.
Heboh awan panjang yang muncul Rabu malam ternyata merupakan gejala alam biasa. Awan yang membuat khawatir warga Bantul, Gunungkidul dan Kota Yogyakarta itu adalah awan tinggi yang sering disebut awan cirrus. “Awan yang muncul kemarin sore itu adalah kategori awan cirrus. Itu fenomena alam biasa,” kata Kepala Sub Seksi Meteo Lanud Adisucipto Yogyakarta, Kapten Sus Subakir kepada wartawan di kantornya, Maguwo Adisucipto, Kamis (13/7/2006). Menurut dia, setiap memasuki musim kemarau sering muncul cirrus atau awan tinggi dibandingkan awan rendah dan menengah. Awan tersebut berada lebih tinggi dari permukaan bumi dan sering berbentuk seperti garis lintasan horizontal memanjang. “Terbentuknya awan tinggi itu juga dipengaruhi oleh kecepatan angin yang sangat tinggi di atas. Sedang kalau awan rendah dengan kecepatan angin rendah tidak akan terjadi seperti itu,” katanya. Ditanya mengenai adanya hujan yang turun pada Kamis dinihari hingga pagi di sekitar Yogyakarta, Magelang dan Klaten, dia menambahkan curah hujan yang turun masih rendah dan tidak terlalu lama. Hal ini juga sebuah gejala alam biasa dan saat ini sudah memasuki musim kemarau.
Fenomena alam aneh berupa awan panjang yang terlihat di angkasa terlihat di Bantul. Pengakuan sejumlah warga Bantul yang melihat awan itu, sama seperti yang terlihat sebelum terjadi gempa dahsyat yang meluluhlantakkan sebagian wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Mungkinkah awan panjang yang terlihat oleh warga Bantul pada Rabu (12/7/2006) malam pertanda akan adanya petaka lagi. Walahualam! Namun begitu awan panjang itu sempat membuat warga Bantul khawatir. Pihak BMG Yogyakarta menyatakan, tidak ada hubungannya antara awan itu dengan peristiwa gempa. Namun begitu, warga banyak yang melihat awan itu sebelum gempa terjadi. Fenomena awan panjang ini sebenarnya pernah ada dalam cerita Nabi Hud. Nabi Hud adalah salah satu 25 nabi yang dalam agama Islam termasuk dalam nabi-nabi yang wajib diketahui. Dalam hikayat Nabi Hud pernah terbentang di langit awan yang panjang, melintang di tengah tengah langit. Hampir semua orang ke luar rumah menoleh ke arah awan yang agak ganjil itu. Orang-orang yang memusuhi Nabi Hud menyangka awan itu akan memberi mereka kemakmuran. “Itulah awan panjang, menandakan sebentar lagi hujan akan turun untuk menyiram tanam tanaman kita, memberi minum kepada binatang-binatang ternak kita,” kata mereka. Orang yang memusuhi Nabi Hud ini adalah orang yang takabur dan menyembah berhala. Tetapi Nabi Hud berkata kepada mereka: “Itu bukan awan rahmat, tetapi awan yang membawa angin kencang yang akan menewaskan kamu sekalian, angin yang penuh dengan azab siksa yang sepedih pedihnya.” Sejurus kemudian angin dahsyat berhembuslah, luar biasa hebatnya. Binatang ternakan mereka yang sedang berkeliaran di padang pasir, kecil besar turut terbang disapu bersih oleh angin entah ke mana perginya. Tujuh malam dan delapan hari lamanya angin dahsyat itu bertiup sehebat hebatnya. Jangankan manusia dan binatang-binatang serta tumbuh tumbuhan, batu yang besar yang berupakan gunung itu pun lenyap menjadi angin. Begitu juga patung yang mereka sembah selama ini. Ketika itu Nabi Hud dan pengikutnya tetap di rumah saja, dengan tidak merasakan sedikit juga akan bahaya angin ribut yang begitu dahsyat selama seminggu berturut-turut itu. Akhirnya Nabi Hud pindah ke Hadhramaut, di mana dia hidup sampai wafatnya. Mungkinkah awan panjang itu bisa menandakan petaka, seperti cerita Nabi Hud?
Berbagai Foto keindahan Awan
|
No comments:
Post a Comment