Sunday, April 11, 2010

Jembatan Willem di Depan Istiqlal


Jembatan Willem di Depan Istiqlal

Jembatan Willem di depan Istiqlal



Foto sekitar awal abad ke-20 ini menunjukkan suasana di Brug (Jembatan) Willemslaan (kini Jalan Perwira), Jakarta Pusat. Jembatan ini berada di atas Sungai Ciliwung yang berdampingan dengan Masjid Istiqlal saat ini.Melalui foto tersebut, terlihat beberapa orang tengah berdiri di jembatan. Saat itu, Sungai Ciliwung masih lebar dan dalam.

Di Jl Perwira sekarang ini, jembatan tersebut sudah tidak terlihat lagi. Letak Masjid Istiqlal yang mulai dibangun setelah Indonesia merdeka kira-kira berada di sebelah kanan taman dan pepohonan yang dulu. Sebelum dibangun Istiqlal, taman itu bernama Wilhelmina Park yang diambil dari nama Ratu Belanda Wilhelmina. Dia adalah nenek Ratu Beatrix dan ibu Ratu Juliana. Wilhelmina Park merupakan salah satu tempat rekreasi yang terkenal di Batavia tempo dulu. Di sini, terdapat kebun yang luas dan konon terdapat >bunkir>, semacam terowongan yang menembus hingga ke istana. Karena itu, orang Betawi menyebutnya 'Gedung Tanah'.

Nama Willemslaan (Jl Willems) diambil untuk mengabadikan nama raja Belanda. Dia adalah kakek Ratu Wilhelmina dan ayah Ratu Emma. Selama empat generasi, Belanda diperintah seorang ratu dan baru sekarang ini memiliki putra mahkota yang akan menggantikan Ratu Beatrix.

Di sebelah kiri foto, terlihat sebuah pohon beringin besar. Kira-kira, di tempat inilah, pada tahun 1930-an, dibangun gedung Pertamina. PAda waktu bersamaan, di sebelahnya, terdapat gedung Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang pada masa Belanda merupakan kantor pusat KPM (Koninklike Paaketvard Matschapij). KPM ini memiliki lebih dari 100 armada samudra yang berlayar ke berbagai tempat di nusantara dan mancanegara. Setelah kemerdekaan, KPM dinasionalisasi dan menjadi Pelni (Perusahaan Pelayaran Nasional).

Willemslaan (Jl Perwira) pada masa kolonial merupakan kawasan yang elite dan asri karena sangat teduh. Sekarang, kawasan yang diberlakukan satu jalur ini sangat padat dan sebagian menjadi tempat parkir jamaah yang mengunjungi Masjid Istiqlal. Ketika hari-hari besar Kristen, seperti Natal, sebagian umat Kristiani memarkir kendaraannya di halaman Istiqlal sebagai lambang kerukunan beragama.

Pada masa kolonial, banyak nama jalan, jembatan, taman, dan lapangan yang diberi nama tokoh masyarakat Belanda. Misalnya, Juliana Weg (kini Jalan Slamet Riadi), Jan Pieterzoonweg (kini Jl Sultan Agung di Manggarai), Amsterdan Straat (kini Kalibesar Timur I), Benaris Gang (kini Jl Rawamangun), dan masih banyak lagi. Jalan Bungur Besar pada masa kolonial bernama Defensielejn van den Bosh, yaitu nama gubernur jenderal VOC dan garis pertahanan kota di bagian selatan.

No comments: