Sumber:indosdm.com
Dalam penamaan / labeling jabatan di perusahaan sering terjadi kebingungan tentang apakah suatu jabatan itu sudah pantas dilabel dengan atau dimasukan ke level managerial ataupun masih dalam supervisory level. Akibatnya banyak jabatan yang di label sebagai jabatan “manager” tapi sebenarnya dari karakteristik pekerjaannya masih melaksanakan tugas-tugas berkarakteristik supervisory dan sebaliknya.
Baik manajer ataupun seorang supervisor adalah orang-orang yang bekerja melalui tangan-tangan orang lain. Meskipun dalam pencapaian tujuannya baik manager maupun supervisor mempunyai kesamaan dalam hal ruang lingkup kerjanya , yaitu: manajemen tugas/pekerjaan (task management), manajemen diri (self management), dan manajemen orang (people management), namun sebenarnya dua level jabatan tersebut dapat dibedakan dengan melihat berbagai karateristik dan ruang linkup tugas-tugas di kedua jabatan tersebut.
Di bawah ini terdapat table sederhana untuk dapat mengindentifikasi perbedaan karakteristik dan raung lingkup perkjaan manajer maupun supervisor:
Manajer | Penyelia |
Menetapkan tujuan-tujuan | Mencapai tujuan-tujuan |
Perencanaan | Mengimplementasikan perencanaan |
Tidak menjadwalkan pekerjaan orang lain. | Memberi jadwal pekerja |
Mengantisipasi masalah | Menyelesaikan masalah yang terjadi. |
Merencanakan penempatan posisi supervisor | Memperkerjakan pekerja sesuai dengan kebutuhan. |
Mengetahui seluruh bidang fungsional | Mengetahui bidangnya masing-masing. |
Tidak dapat menggantikan ketidakhadiran anggota staff. | Dapat menggantikan ketidakhadiran |
Mendelegasikan Pelatihan | Melatih |
Cukup banyak menggunakan waktu untuk koordinasi antar departemen. | Lebih banyak menggunakan waktu utk koordinasi internal departemen. |
Bertemu dengan orang-orang diluar organisasi. | Jarang bertemu dengan orang-orang diluar organisasi. |
Memiliki tugas-tugas seremonial, seperti berpidato, dan terlibat dalam acara kemasyarakatan | Tidak memiliki kewajiban-kewajiban seremonial. |
No comments:
Post a Comment