Sunday, January 16, 2011

Mahasiswi UNY Buat Tempe Biji Ketapang



Selama ini, tempe banyak dibuat menggunakan bahan dasar kedelai. Namun, tiga mahasiswi pendidikan kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), yaitu Lia Nurul Husnah, Meivitasari dan Pradekatiwi melakukan inovasi dengan mengolah biji ketapang sebagai pengganti kacang kedelai dalam pembuatan tempe.

Mereka melihat, pemanfaataan biji ketapang, yang mudah mereka dapatkan di sekitar kampus, masih minim. Biji ketapang hanya digunakan sebagai pengganti biji amandel (almond) dalam kue-kue, bahan pembuatan selai, dan bahan mie. Kebanyakan orang belum mengetahui biji ketapang memiliki gizi yang tinggi sehingga selama ini biji ketapang hanya menjadi sampah organik.

“Ternyata biji ketapang tersebut memiliki rasa yang gurih dan kandungan gizi yang tinggi antara lain: protein (25,3%), gula (16%), serat (11,75%), karbohidrat (5,8%) serta berbagai macam asam amino. Kandungan gizi tersebut merupakan kandungan gizi dari biji ketapang bersih tanpa kulitnya. Buahnya dapat dipanen setiap tiga bulan setelah mulai berbuah” kata Lia.

Karena mempunyai kandungan gizi yang tinggi itulah yang menyebabkan mereka berinisiatif untuk memanfaatkan biji ketapang. Produk dengan bahan dasar biji ketapang yang sudah dicoba adalah selai dan mie. Kelebihan produk biji ketapang adalah dapat menghasilkan alternatif makanan dengan gizi yang tinggi dan dapat menjadi salah satu solusi untuk memanfaatkan sampah organik yang ada di lingkungan.

Membuat tempe biji ketapang sangat mudah. Pertama, siapkan bahan-bahan, antara lain biji ketapang, ragi, dan daun pisang. Biji ketapang dicuci sampai bersih lalu direndam dengan ragi sehari semalam. Setelah itu, biji ketapang dicuci lagi di bawah air mengalir sambil membelah biji menjadi ukuran biji yang layak diragi agar kerja jamur tidak terlalu berat lalu direbus sampai empuk. Biji ketapang yang sudah direbus dicuci lagi di bawah air mengalir dan tiriskan.

Langkah berikutnya, biji ketapang ditata dalam suatu wadah yang agak lebar dan setelah dingin bubuhi permukaan biji ketapang dengan ragi tempe sampai rata, kemudian masukkan biji ketapang yang telah diberi ragi tadi ke dalam daun pisang sebagai bungkusnya. Bungkus tempe ditutup rapat, kemudian bagian atas dan bawah bungkus ditusuk menggunakan jarum atau tusuk gigi agar udara bisa masuk. Langkah terakhir bungkusan tempe diatur dalam lemari yang telah dialasi rak berjeruji agar ada sirkulasi udaranya dan disimpan selama 36 jam dan tempe siap diolah menjadi berbagai macam makanan.

Sumber: UNY, OkeZone

No comments: