Irawan Satriotomo: Prof. University of Wisconsin AS yang Siap Dirikan Pusat Studi Neurosains di Indonesia Bersama Yohannes Surya
“Saya berencana untuk mendirikan perguruan tinggi yang nantinya akan concern pada tiga hal, yakni energi, pendidikan dan life science. Sekarang sedang tahap pembangunan gedungnya,” ungkap Yohanes yang kini masih aktif membina Tim Olimpiade Fisika Indonesia.
Tujuan pendiriannya adalah untuk memberikan wadah bagi para ilmuwan yang sekarang berada di luar negeri dan ingin kembali ke Indonesia. Dengan adanya wadah tersebut, ilmuwan bisa tetap berkarya di dalam negeri.
“Sekarang pertanyaannya, kalau kita ingin ilmuwan yang bekerja di luar bisa kembali ke dalam negeri, kita harus punya fasilitasnya. Bisa enggak kita menyediakannya sehingga ilmuwan tetap berkembang di dalam negeri? Kemudian, bisa hidup enggak mereka di sini? Karena itu, kita ingin memfasilitasi,” paparnya.
Ketika bertemu Irawan, gayung pun bersambut meski belum benar-benar mencapai kesepakatan. Bidang life science yang dibidik Yohanes cocok dengan bidang yang ditekuni oleh Irawan. Tercetuslah ide untuk juga membuat Indonesia Neuroscience Research Institute (INRI).
Irawan menjelaskan, institut tersebut akan dibangun untuk melakukan penelitian-penelitian untuk mengatasi masalah neurosains, seperti penyakit degeneratif macam stroke dan jantung.“Ini adalah mimpi besar kita. Rencananya, ini mungkin akan tercapai di tahun 2012,”ungkapnya.
Ia menjelaskan, “Saat ini, banyak dokter yang ketika lulus lalu mengambil spesialis. Dengan adanya lembaga riset itu, kita ingin mengajak dokter untuk menekuni riset kedokteran sehingga nanti terwujud penanganan pasien yang berdasarkan hasil riset.”
Pemilihan bidang neurosains sendiri dianggap cocok dengan kondisi epidemologi Indonesia saat ini, terutama di wilayah urban. Banyak penyakit degeneratif yang menyerang populasi, menyebabkan beberapa anggota masyarakat harus lari ke luar negeri untuk melakukan pengobatan.
“Nantinya, saya juga akan melakukan seleksi terhadap sumber daya yang akan berperan di sini. Kita akan memilih sumber daya yang benar-benar kompeten, terdiri dari para peneliti yang telah diakui di dunia internasional,” jelas Irawan.
Pusat riset ini nanti dicita-citakan akan terintegrasi dengan universitas dan rumah sakit pendidikan. Hal itu memberi peluang bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar lebih. Ke depan, Indonesia pun bisa melahirkan lebih banyak peneliti mumpuni.
Rencana pembangunan INRI akan terlebih dahulu dimulai dengan membangun universitas. Dengan pembangunan wadah semacam pusat studi yang berkualitas, Yohanes mengatakan, “Saya rasa besar potensi ilmuwan untuk kembali ke Indonesia.”
Irawan menjelaskan, kesuksesan proyek INRI akan tergantung pada sumber daya, dana dan regulasi pemerintah. Lembaga yang dikatakannya bisa menelan dana minimal Rp 2 miliar per tahun itu akan sangat tergantung pada keleluasaan yang diberikan pemerintah bagi ilmuwan untuk melakukan riset.
Selain itu, kesuksesan juga akan tergantung mindset dari peneliti dan masyarakat. “Dari penelitinya cukup confidence tidak, sementara dari masyarakatnya bagaimana menanggapi hasil riset ilmuwan dalam negeri,” kata Irawan.
Saat ini, Irawan tengah menyusun proposal dari pendirian pusat riset tersebut. Yohanes telah mengkomunikasikan tentang konsep universitas yang akan dibangun dan Irawan pun menyampaikan konsep pusat risetnya. Dikatakan, sebuah funding telah siap mendanai proyek ini.
Sumber: Kompas
No comments:
Post a Comment