Media makin banyak memberitakan ledakan Elpiji, sampai-sampai salah satu stasiun TV nasional menjadikannya bahan diskusi dalam sebuah siaran langsung. Yang bicara antara lain polisi dan Petamina. Kesimpulan diskusi: tidak ada.
Yang disalahkan terutama mutu tabung Elpiji. Katanya banyak tabung Elpiji palsu.
Kita kesampingkan dulu soal asli atau palsu, kita telaah soal tabung Elpiji secara umum.
Tabung yang terbuat dari baja merupakan tabung yang paling kuat, namun juga merupakan yang paling berat. Bila spesifikasi pembuatan dan pengujiannya diikuti, maka tabung ini aman dan tahan banting. Tabung ini dicat untuk dua hal: anti karat dan estetika. Ternyata cat merupakan yang terlemah pada tabung ini, karena kita lihat sendiri banyak tabung yang catnya terkelupas sehingga berkarat. Lama kelamaan ketebalan tabung berkurang termakan karat, sehingga demikian pula kekuatannya. Namun selama ketebalannya cukup, kita hampir mustahil merusakkannya dengan tangan kosong. Digelindingkan, dilempar, ditendang, cobalah sendiri.
Tabung generasi berikutnya adalah tabung yang terbuat dari alumunium. Tujuan dibuatnya tabung ini adalah: ekonomi transportasi dan kenyamanan penanganan. Alumunium lebih ringan dibandingkan dengan baja, sedikit lebih lemah (lebih mudah penyok), dan anti karat (tak perlu dicat kecuali untuk identifikasi). Tabung Elpiji alumunium lebih ringan 30% daripada tabung baja. Dengan demikian truk pengangkut dapat mengangkut 30% lebih banyak tabung dalam sekali jalan, dan petugas merasa lebih nyaman menanganinya.
Generasi terakhir tabung LPG terbuat dari serat gelas. Lebih ringan 50%, anti penyok, anti karat dan semi transparan. Yang ini lebih cantik, ringan dijinjing, dan isi tabung dapat dilihat. Tapi tentu perlu penanganan yang lebih halus. Meskipun daya tahan tekanannya sama dengan baja, tabung ini mudah tergores dan kurang tahan tusukan. Tabung ini berasal dari Norwegia, dan sudah mulai dipakai di India dan Malaysia.
Tiga jenis tabung tersebut di atas tak perlu diragukan mengenai kekuatannya. Tetapi tabung tidak sendirian, karena tabung harus dipasangi katup agar dapat diisi. Katup terbuat dari kuningan, bahan yang lebih kuat dari alumunium tetapi lebih lemah dari baja. Oleh karena itu tabung dibuat dengan pagar pelindung katup, agar ketika tabung ditumpuk (dalam pengangkutan maupun penyimpanan), katup kuningan tidak tersentuh.
Katup tabung Elpiji memiliki dua fungsi: 1. Tempat mengisi dan mengeluarkan Elpiji. 2. Melindungi tabung dari tekanan lebih. Katup selalu dalam keadaan tertutup, kecuali bila tombol di kepalanya ditekan dengan gaya yang lebih besar dari pegas yang menutupnya. Dari sinilah Elpiji dimasukkan dan dikeluarkan dari tabung.
Regulator Elpiji menurunkan tekanan Elpiji dari sekitar 5 ~ 7 atmosfir menjadi sekitar 1,03 atmosfir (30 milibar), agar api menyala dengan tenang. Regulator ini pada umumnya memiliki kapasitas maksimum sekitar 1 kg per jam. Kalau anda mau menyalakan empat kompor sekaligus yang masing-masing memerlukan gas sebanyak setengah kilogran per jam, maka anda memerlukan lebih dari satu regulator, atau nyala kompor anda kecil.
Katup dipasang pada tabung dengan ulir. Sebelum dipasang, ulir pada katup dilapisi dengan pita teflon agar tidak bocor. Kemudian katup diulirkan pada tabung sampai kencang. Sambungan ini boleh dikata tahan selamanya.
Regulator dipasang pada katup dengan mekanisme clip-on, atau cuma dijepit dengan dua bilah baja.
Penjepit ini bekerja ketika tuas regulator diputar. Tuas ini juga mengaktifkan penekan tombol katup, sehingga katup membuka.
Ketika katup terbuka, Elpiji keluar dari tabung menuju regulator. Celah antara regulator dengan katup disekat dengan cincin karet dengan bentuk yang khusus. Cincin karet ini adalah pertahanan satu-satunya yang mencegah Elpiji keluar dari bawah regulator. Cincin ini harus menahan beda tekanan 4 sampai 6 atmosfir, yakni selisih antara tekanan Elpiji dalam tabung (5-7 atm) dengan tekanan udara luar (1 atm). Tekanan ban mobil hanya sekitar 3 atm.
Cara paling mudah memeriksa kebocoran adalah dengan air sabun. Sambungan antara katup dengan tabung, katup pengaman, dan sambungan selang dengan regulator mudah diperiksa, dengan mengoleskan air sabun. Memeriksa kebocoran cincin penyekat antara katup dengan regulator tidak begitu mudah, karena celah antara regulator dengan katup mengarah ke bawah.
Jangan berinisiatif untuk menjungkirkan tabung untuk mengoleskan air sabun ke bagian ini, karena anda akan mendapat masalah. Regulator hanya boleh menerima uap Elpiji, bukan Elpiji cair. Kalau anda menjungkirkan tabung, Elpiji cair akan masuk ke dalam regulator dengan dampak yang sulit diduga.
Pada umumnya kebocoran Elpiji melalui sekat ini bersifat “ya atau tidak”. Bila bocor akan terdengar bunyi berdesis. Bila bunyi desis berhenti, artinya tidak bocor.
Waspadalah terhadap bau khas yang keluar dari tabung Elpiji anda. Baunya seperti bau durian, atau bau telur busuk, tergantung ke arah mana pikiran anda. Bila baunya tercium sangat jelas dalam ruangan, artinya anda dalam bahaya, karena bila ada percikan api atau nyala api di situ, ruangan dapat menyala seketika. Gas dalam ruangan hanya akan menyala selama sekejap, tetapi dampaknya tak akan anda sukai.
Apa yang harus dilakukan bila ruangan “berbau gas”? Jangan panik, tapi jangan pula melakukan sesuatu yang dapat memercikkan api. Dekati tabung gas anda, lepaskan regulator dari tabung, bawa tabung ke luar. Buka jendela dan pintu. Jangan mencoba meniup ruangan dengan kipas angin listrik. Jangan menyalakan atau mematikan lampu atau lainnya dalam ruangan. Biarkan ruangan sampai bau hilang. Bau akan hilang sendiri, karena gas akan merayap ke luar sesaui dengan sifatnya yang selalu mengembang. Karena Elpiji lebih berat dari udara, gas akan mengalir di lantai.
Periksalah tabung gas yang anda bawa keluar tadi. Bila terdengar desis, maka katup tabung anda rusak. Biarkan sampai habis. Bila tak ada desis, periksa denga air sabun. Bila tak ada kebocoran, maka masalah anda adalah cincin penyekat yang legendaris itu.
Bocor dalam bentuk gelembung sabun yan tidak terlalu banyak tidak berbahaya. Elpiji akan menyebar dalam udara dan tak akan mencapai kadar yang berbahaya (2-10%). Bocor yang mendesis tidak boleh terjadi dalam ruangan.
Sumber : Taufik M.
No comments:
Post a Comment