(Oleh: Willy Yanto Wijaya)
Prefektur Yamanashi memang diberkahi kekayaan alam yang melimpah. Gunung Fuji yang keelokannya tak habis-habisnya dikagumi, berlimpahnya sumber air mineral, danau-danau kecil yang indah, serta pemandian air panas alam (onsen) adalah beberapa contoh pesona alam yang ada di daerah ini. Selain itu, dengan geografis wilayahnya yang berhamparan pegunungan, buah-buahan khas daerah pegunungan pun tumbuh dengan baik.
Menjelang pertengahan Oktober lalu, penulis bersama teman-teman satu Lab pergi ke Yamanashi untuk berburu anggur (yang istilah kerennya disebut “grape hunting”). Yamanashi memang dikenal sebagai pusat produksi anggur nomor 1 se-Jepang. Buah-buah anggur segar ini sebagian dijual fresh ke berbagai kota seperti Tokyo, sebagian lagi diolah menjadi wine (minuman anggur beralkohol).
Gbr.1. Jenis-jenis buah anggur di Yamanashi (kiri atas-kanan bawah): Kyoho, Neomasu, Koshu, Berii-A, Delaware.
Sebelum berburu anggur, kami menyempatkan diri melihat winery (kilang pengolahan buah anggur menjadi wine). Pemandu menjelaskan kepada kami jenis-jenis buah anggur, jenis-jenis wine, hingga berbagai info yang tak sempat penulis dengarkan karena penulis sibuk kesana kemari menjepret foto. Secara umum, di Yamanashi ada 7 varietas buah anggur (ぶどう- budou) yang lazim dibudidayakan: 甲州ぶどう(Koshu Budou), 甲斐路 (Kaiji), デラウエア(Delaware) [3 varietas ini berwarna merah]; ベリーA (Berii A), 巨峰 (Kyoho) [2 varietas berwarna ungu]; serta ネオマス(Neomasu), ロザリオビアンコ(Rosario Bianco) [2 varietas berwarna hijau]. Masing-masing anggur memiliki cita rasa yang berbeda, baik dalam hal tingkat kemanisan, aciditas (keasaman), bentuk (bulat-lonjong), tekstur kulit, biji/ non-biji, gradasi warna, hingga kandungan nutrisi dan senyawa aromatiknya. Setelah diolah menjadi wine, maka keanekaragaman citarasa akan semakin bertambah dengan adanya variasi kondisi dan lama fermentasi, jenis ragi yang digunakan, kandungan alkohol, suhu, dsb. Kami juga diberi kesempatan mencicip beberapa wine maupun jus anggur (non-alkohol) hasil produksi winery tersebut. Penulis mencoba mencicip jus anggur, memang jika dikecap secara perlahan akan terasa aroma dan citarasa yang kaya, yang tidak cukup hanya diungkapkan dengan standard rasa keseharian kita (manis, asam, pahit, asin).
Gbr.2. Langit-langit halaman gerbang masuk yang dipenuhi buah anggur. Perhatikan bahwa buah anggur sebanyak itu hanya dihasilkan oleh beberapa pohon yang ditanam di bagian tepi.
Setelah barbeque makan siang, kami pun menuju kebun anggur untuk memulai grape hunting. Bahkan di halaman gerbang masuk pun, telah terlihat anggur-anggur koshu bergelantungan di langit-langit menyambut kedatangan para pemburu anggur (lihat Gbr.2). Luar Biasa! Satu pohon anggur ternyata bisa menghasilkan puluhan hingga ratusan tangkai anggur, sungguh produktivitas yang sangat tinggi!
Biaya berburu anggur juga tidak terlalu mahal. Hanya 500 yen (sekitar Rp. 50 ribu) untuk 40 menit, boleh makan anggur sepuasnya. Tapi beberapa varietas anggur seperti Kyoho (giant mountain grape) agak mahal, 1000 yen untuk 40 menit. Kyoho ini berwarna ungu, berukuran gede dan rasanya manis sekali.
Setelah menghabiskan puluhan biji anggur koshu, perut pun menjadi luar biasa kenyang. Tapi pengalaman grape hunting ini memang sungguh menyenangkan. Apabila Anda ke Jepang saat musim gugur (antara akhir Agustus hingga awal November), sempatkanlah mengunjungi Yamanashi untuk merasakan pengalaman berburu anggur yang tak akan terlupakan. =)
Jenis Anggur | Periode Grape Hunting |
甲州ぶどう (Koshu Budou) | awal Sept – awal Nov |
甲斐路 (Kaiji) | awal Sept – awal Nov |
デラウエア (Delaware) | akhir Juli – awal Sept |
ベリーA (Berii A) | awal Sept – awal Nov |
巨峰 (Kyoho) | akhir Agust – awal Okt |
ネオマス (Neomasu) | akhir Agust – awal Okt |
ロザリオビアンコ (Rosario Bianco) | akhir Agust – tengah Okt |
No comments:
Post a Comment